Ponsel Pintar Dapat Memperparah Sakit Kepala
Bagi orang-orang di zaman
kiwari, ponsel pintar tak pernah lepas dari pagi, siang, dan malam.
Namun, penelitian teranyar menemukan, pemakaian ponsel dalam waktu lama dapat
memperparah rasa sakit kepala.
"Penelitian ini menyimpan kemungkinan bahwa penggunaan ponsel pintar menjadi pemicu sakit kepala yang terus memburuk dari waktu ke waktu," ujar penulis studi, Deepti Vibha, yang merupakan ahli neurologi dari All India Institute Medical Sciences, melansir CNN.
Para peneliti di India menganalisis 400 peserta penelitian dengan kondisi sakit kepala primer seperti migrain, sakit kepala tegang, dan jenis lainnya.
Peserta dibagi ke dalam dua
kelompok. Pada kelompok pertama, peserta tak diperkenankan menggunakan ponsel
pintar. Sementara pada kelompok kedua, peserta menggunakan ponsel pintar dalam
kehidupan sehari-harinya.
Tak hanya itu, peserta juga diminta mengisi kuesioner yang berisi tentang kebiasaan mereka menggunakan ponsel pintar, riwayat sakit kepala, dan penggunaan obat.
Hasilnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology: Clinical Practice itu menemukan bahwa penggunaan ponsel pintar cenderung membuat seseorang lebih sering mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.
Sebanyak 96 persen dari kelompok kedua (yang menggunakan ponsel pintar) mencari pertolongan lebih banyak untuk meredam rasa sakit kepala seperti dengan meminum obat penghilang rasa nyeri. Angka ini berada di atas kelompok tanpa ponsel pintar yang mengonsumsi obat pereda nyeri sebanyak 81 persen.
Tak hanya itu, pengguna ponsel pintar juga cenderung sulit pulih dari rasa sakit kepala meski telah meminum obat.
Tak hanya itu, peserta juga diminta mengisi kuesioner yang berisi tentang kebiasaan mereka menggunakan ponsel pintar, riwayat sakit kepala, dan penggunaan obat.
Hasilnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology: Clinical Practice itu menemukan bahwa penggunaan ponsel pintar cenderung membuat seseorang lebih sering mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.
Sebanyak 96 persen dari kelompok kedua (yang menggunakan ponsel pintar) mencari pertolongan lebih banyak untuk meredam rasa sakit kepala seperti dengan meminum obat penghilang rasa nyeri. Angka ini berada di atas kelompok tanpa ponsel pintar yang mengonsumsi obat pereda nyeri sebanyak 81 persen.
Tak hanya itu, pengguna ponsel pintar juga cenderung sulit pulih dari rasa sakit kepala meski telah meminum obat.
Sebelumnya, beberapa teori
telah mengaitkan rasa sakit dengan kebiasaan menggunakan ponsel pintar. Salah
satu teori berpendapat, kebiasaan menekuk leher saat menggunakan ponsel
menyebabkan ketegangan pada tulang belakang. Teori itu ditemukan dalam sebuah
studi pada 2018 lalu oleh Brigham and Women's Hospital.
Selain itu, American Migraine Foundation juga berpendapat, ketegangan mata akibat menatap layar ponsel pintar juga dapat menyebabkan sakit kepala.
Apa pun itu, hingga saat ini belum ditemukan korelasi pasti antara penggunaan ponsel pintar dan sakit kepala. "Akar masalahnya masih belum jelas," ujar ahli saraf di John Carroll University, Heidi Moawad, yang tak terlibat dalam penelitian. Jawaban yang terukur masih akan diteliti dan akan menjadi panduan penggunaan ponsel pintar.
Selain itu, American Migraine Foundation juga berpendapat, ketegangan mata akibat menatap layar ponsel pintar juga dapat menyebabkan sakit kepala.
Apa pun itu, hingga saat ini belum ditemukan korelasi pasti antara penggunaan ponsel pintar dan sakit kepala. "Akar masalahnya masih belum jelas," ujar ahli saraf di John Carroll University, Heidi Moawad, yang tak terlibat dalam penelitian. Jawaban yang terukur masih akan diteliti dan akan menjadi panduan penggunaan ponsel pintar.
Sumber: cnnindonesia.com
Kunjungi kami di;
Fanspage
G-Maps
#klinikmayapersada #klinikbekasi #bekasi #jatibening
Comments
Post a Comment